Kota Palembang, Saksi Sejarah Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Geografi
Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Bangka. Hal ini menjadi anugerah alam yang sangat menguntungkan. Walaupun tidak berada di tepi laut, Kota Palembang mampu dijangkau oleh kapal-kapal dari luar negeri. Terutama dengan adanya Dermaga Tangga Buntung dan Dermaga Sei Lais. Selain itu, Kota Palembang terkenal sebagai kota tua, yang pernah menjadi pusat pendidikan agama Budha. Dahulunya, sebuah kerajaan jaya bernama ‘Sriwijaya’ berada di kota ini. Masih banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di seluruh kota dan sekitarnya, dan situs-situs ini masih belum terurus, seperti Beteng Kuto Besak yang bahkan menjadi polemik karena dijadikan tempat perniagaan.Kota Palembang semakin khas karena dibelah dan dikelilingi Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Seharusnya, Palembang lebih tepat menjadi kota sungai, namun sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat kuat dengan visi penyeragaman, sehingga dibentuk sedemikian rupa menjadi kota daratan sebagaimana kota-kota lain di Pulau Jawa.
Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ – 3º 5’ LS dan 104º 37’- 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :
- Batas Utara : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
- Batas Timur : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Barat : Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Seni Budaya
Sejarah Palembang berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan seperti prasasti Sriwijaya dikenal dengan “Prasasti Kedudukan Bukit” yang tercatat 16 Juni 682, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Palembang pada masa kejayaan Sriwijaya sampai sekarang mengalami akulturasi budaya, ini dilihat dari beberapa bukti yang nyata, yaitu penamaan gelar kebangsawanan, corak dan makam-makam peninggalan masa Islam yang merujuk pada budaya Jawa.Cerita sejarah Kota Palembang dan kejayaan hingga runtuhnya Kerajaan Sriwijaya sampai pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri menurut tulisan Tomec Pires menjadikan sebuah akulturasi budaya yang ada di Kota Palembang sampai sekarang ini.
Beberapa kesenian yang terdapat di Kota Palembang yaitu:
- Kesenian Dul Muluk adalah sebuah teater asli Sumatera Selatan yang muncul di Palembang. Kata Dul Muluk sendiri berasal dari nama tokoh utamanya bernama Raja Abdulmuluk Jauhari. Pertama kali Dul Muluk dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Wan Bakar seorang keturunan Arab. Selama berdagang, dia juga membawa dan membacakan kitab bacaan yang berisi hikayat baik dalam bentuk syair, salah satunya kitab syair Abdul Muluk. Ternyata kisah Raja Abdul Muluk ini tersebar ke seluruh Kota Palembang dan sangat disukai oleh masyarakat kota palembang sampai sekarang ini.
- Gending Sriwijaya adalah tarian dan lagu tradisional Kota Palembang. Biasanya dipentaskan untuk penyambutan tamu-tamu dalam resepsi pernikahan. Gending Sriwijaya sendiri menggambarkan kejayaan, keagungan dan keluhuran budaya kemaharajaan Sriwijaya.
- Kesenian Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang bernuansa Islami yang biasa dipentaskan dalam resepsi pernikahan.
- Lagu daerah misalnya Melati Karangan, Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Ribang Kemambang dan Dirut.
- Rumah Limas dan Rumah Rakit adalah rumah adat khas Palembang.
Selain tersebut di atas, kain songket khas Palembang adalah salah satu jenis tekstil terbaik yang ada di dunia, yand diukur dari segi kualitasnya. Awal mula kain songket berasal dari perdagangan antara India dan Tiongkok. Orang Cina membawa benang sutera dan orang India membawa benag emas dan perak. Kemudian kain songket ditenun pada sebuah alat tenun bingkai Melayu.
Namun menurut penenun dari Trengganu, orang-orang India lah yang memperkenalkan teknik menenun pertama kalinya di Palembang. Namun ada cerita lain yang menyebutkan, bahwa kain songket merupakan bukti lain peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya. Hingga saat ini, kain songket masih dibuat menggunakan tenun secara manual. Warna yang sering digunakan untuk kain songket yaitu, warna merah dan emas. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Sriwijaya dan pengaruh Cina pada zaman dulu.
Selain kain songket, Palembang juga mengembangkan jenis tekstil baru yaitu batik Palembang. Berbeda dengan batik-batik yang ada di Indonesia, batik Palembang memiliki warna terang dan menggunakan motif tradisional setempat.
Tiap tahun, Kota Palembang juga menyelenggarakan berbagai festival seperti Festival Sriwijaya yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Palembang pada bulan Juni, Festival Bidar dan Perahu hias yang digelar dalam rangka Hari Kemerdekaan RI dan festival-festival lainnya.
Wisata
Berikut adalah beberapa daftar tempat wisata yang bisa Anda kunjungi sebagai referensi ketika Anda berkunjung ke Kota Palembang.
- Jembatan Ampera.
- Benteng Kuto Besak.
- Sungai Musi.
- Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat).
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang.
- KIF Park (Kambang Iwak Family).
- Pulo Kemaro.
- Taman Purbakala Bukit Siguntang.
- Hutan Wisata Punti Kayu.
- Kawah Tekurep.
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Museum Tekstil.
- Masjid Cheng Ho Palembang.
- Museum Balaputradewa.
- Kampung Kapitan.
- Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu.
- Bagus Kuning.
- Pusat Kerajinan Songket.
- Fantasy Island.
- Jakabaring Sport City.
- Sungai Gerong.
- Waterboom OPI Jakabaring.
- Museum PeninggaKerajaan Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar