Februari 24, 2017

Dukungan ke Sarimuda Terus Mengalir


 

Jumat, 24 Februari 2017. Spektanet.com, 

Dukungan ke Sarimuda Terus Mengalir




Spektanet.com, Palembang – Apresiasi dan dukungan untuk Sarimuda agar kembali bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palembang 2018 mendatang, terus berdatangan dari berbabgai pihak.
Kali ini dukungan datang dari kelompok SABER (Sarimuda Bersama Rakyat), dengan ditandai peresmian Posko SABER, di Jalan Seduduk Putih.
Sarimuda sendiri menyampaikan apresiasi terhadap Posko SABER yang secara spontan memberikan dukungan dan siap ikut berjuang dalam memenangkan Pilkada Kota Palembang.
“Ini menunjukkan jika masyarakat Palembang menginginkan saya untuk jadi Walikota Palembang. Hari ini kita resmikan Posko Saber, yang merupakan inisiatif mereka sendiri agar saya maju pada Pilkada Palembang 2018,” jelas Sarimuda, Jumat (24/2).
Dukungan dari berbagai pihak seperti ini, imbuh Sarimuda, sangat penting untuk merebut kembali kemenangan Pilkada 2013 lalu yang sebenarnya telah dimenangkan pasangan Sarimuda-Nelly.
“Banyak masyarakat di Palembang yang membuat acara sendiri untuk memajukan saya sebagai Walikota Palembang, dengan tujuan agar Palembang lebih baik lagi selepas kepemimpinan Eddy Santana Putra yang sukses membangun Palembang,” lanjutnya.
Sementara Ketua Posko SABER, Yudi Farola Bram menyatakan LSM Saber yang tadinya wadah silaturahmi mantan kader partai, ternyata memang berjodoh dengan Sarimuda untuk ikut ambil bagian dari perjuangan di Pilkada nanti.
“Kami dulu memang mendukung Romi-Harno karena kebetulan tetangga belakang rumah. Tapi sekarang kami kembali ke jalan yang benar, karena kami tau sebenarnya yang menang saat itu Pak Sarimuda,” ucap Yudi.


Februari 22, 2017

Sarimuda Kembali Nyalon

RADAR PALEMBANG Posted by:




+ Sebar Karangan Bungga

RADAR PALEMBANG – Meski selalu gagal dalam mencalonkan diri sebagai Walikota Palembang, namun tidak membuat H Sarimuda patah arang. Terbukti, dia dipastikan akan kembali mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Palembang. Sinyal itu setidaknya tergambar dari karangan bunga ia sebar ketengah masyarakat.
Artinya, pada Pemilukada Palembang yang akan berlangsung pada 2018 mendatang Sarimuda akan menantang incambunt Harnojoyo dan Fitrianti Agustinda (Finda), Mularis Djahri juga akan mencalonkan diri serta kandidat lainnnya, yang terlebih dahulu menyatakan siap maju.
“Ini bentuk sosialiasi oleh Sarimuda, sedini mungkin dilakukan Sarimuda untuk kembali mendekatkan diri kepada masyarakat,”kata Pengamat Politik Unsri, Andries Lionardo, kepada Radar Palembang, kemarin (17/2).
Andries tidak mempersoalkan Sarimuda kembali mencalonkan diri karena yang terpenting apa yang ditawarkan Sarimuda untuk masyarakat Palembang, dengan visi misi yang dapat mensejahterakan dan membangun Palembang maka itu akan menjadi penilian dimata masyarakat.
“Yang jelas masyarakat akan melihat apa yang akan ditawarkan Sarimuda, karena dalam memilih pemimpin masyarakat sudah cerdas,”ujarnya.
Ia belum dapat memprediksi partai mana yang akan mengusung Sarimuda pada pemilukada nanti. Karena, sebagain besar partai yang memiliki suara di DPRD sudah memiliki kader. Sebut saja, Harnojoyo sendiri bernaung sebagai Ketua Demoktrat, Finda kader PDIP, sedangkan Mularis Ketua Hanura serta lain lainnya.
“Sarimuda harus melakukan komunikasi politik dengan petinggi partai jika inggin diusung, karena sekarang ini Partai sudah banyak dikuasai oleh kader partai itu sendiri, makanya Partai lebih memilih kader ketimbang non eksternal untuk diusung,”katanya.

Ia memprediksi Pemilukada nanti akan diikuti empat pasanga calon (paslon) hal ini terlihat semakin banyaknya politikus maupun masyarakat yang telah menyatakan diri untuk bertarung memperebutkan Palembang.

Pantauan Radar palembang, Sarimuda mengirimkan karangan bunga ke tengah masyarakat. Yang sedang melangsungkan pernikahan maupun duka, dalam karangan bunga tersebut Sarimuda menempal fotonya dengan mengunakan baju putih dan pecih. (zar)

Ayo....Wujudkan Kota Palembang Gemilang

Melalui Pilkada ciptakan Palembang Gemilang dengan pemimpin yang bertaqwa dan amanah,wujudkan Kota Palembang Darussalam yang sejahtera yang bernuansa "Hari ini lebih baik dari hari kemaren"

Ayo kita bisa .... !! 




Serba Serbi Polemik Pilkada 2013 (photo)

Pemilihan Kepala Daerah suatu cerminan dukungan dan aspirasi masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Berbagai persoalan yang timbul dalam peristiwa pilkada menunjukan harapan besar masyarakat dalam memilih pemimpin yang berjiwa dan berkarakter dalam pembangunan khususnya kota Palembang. Dimana pelaksanaan demokrasi langsung ini dilakukan rakyat untuk rakyat

oleh rakyat.















Melalui Pilkada ciptakan Palembang Gemilang dengan pemimpin yang bertaqwa dan amanah,wujudkan Kota Palembang Darussalam yang sejahtera yang bernuansa "Hari ini lebih baik dari hari kemaren"

Februari 19, 2017

Berdirinya Kota Palembang dan perkembangan


Didirikan 16 Juni tahun 683 M (605 Saka) oleh Dapunta Hyang berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit bertulis huruf Pallawa dan berbahasa Melayu kuno dan merupakan kota tertua di Indonesia.

  • Jaman Kerajaan Sriwijaya
    Palembang pernah menjadi pusat kerajaan Sriwijaya selain itu juga sebagai pusat perdagangan antar Negara melalui laut Cina dan Selat Malaka serta sebagai pusat agama Budha diperkuat dengan adanya Prasasti Dewapaladewa yang ditemukan di Napalanda(India) menyatakan bahwa Raja Sriwijaya Balaputradewa berasal dari Swarnadwipa dan membuat sebuah Biara.  Bahkan pembangunan Candi Borobudur tidak terlepas dari bantuan raja-raja Sriwijaya. Peninggalan sejarah masa ini antara lain Situs Kerajaan Sriwijaya dan Bukit Siguntang.
  • Jaman Kesultanan Palembang
    Sejak runtuhnya kerajaan Sriwijaya pada abad ke-13 hingga abad ke -16 Palembang dikuasai penguasa Hindu yang tunduk dengan Kerajaan Majapahit. Proses masuk dan berdirinya kerajaan Islam di Palembang terkait dengan perkembangan agama Islam di pulau Jawa seiring dengan runtuhnya kerajaan Majapahit. Aria Damar (Ario Dillah) adalah seorang raja Palembang adalah orang yang berjasa membina Raden Fatah (putra Raja Majapahit yang lahir di Palembang) yang kemudian berhasil mengalahkan Raja Giridrawrdhana dan mendirikan Kerajaan Demak.
    Adanya suksesi terjadi di Kesultanan Demak mengakibatkan pindahnya sekelompok bangsawan Demak ke Palembang yang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro yang pada tahun 1552 mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam meliputi kawasan Batanghari Sembilan yakni Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Lampung dan Bengkulu.
    Kesultanan Palembang Darussalam meletakkan agama Islam sebagai dasar Negara dan para ulama mendapatkan kedudukan sangat tinggi terbukti para ulama dimakamkan dalam satu kompleks dengan Sultan Palembang seperti di makam Kawah Tekurep dan Makam Cinde Walang. Masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (SMB I) pada awalnya pusat Kesultanan berada di kawasan Kuto Gawang dan baru tahun 1737 yaitu pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dibangun keratin Lama di tepian Sungai Musi.
    Perlawanan terhadap Belanda dipimpin lansung oleh Sultan Mahmud Badaruddin II (terlahir dengan nama Raden Hasan) dengan memerintahkan pengusiran dan pembongkaran loji Belanda di sungai Aur. Belanda menggunakan cara licik menangkap SMB II pada tahun 1821 saat memenuhi undangan Belanda untuk berunding kemudian dibawa ke Batavia dan akhirnya meninggal tanggal 22 Nopember 1852 di Ternate tempat pengasingan beliau.
    Tampuk pemerintahan Palembang dialihkan kepada keponakan SMB II yaitu Prabu Anom bergelar Sultan Ahmad Najamuddin IV. Sultan terakhir Palembang ini memberontak melawan Belanda akhirnya tertangkap tahun 1825 sebelumnya diasingkan ke Menado tahun 1841 dan menandai berakhirnya kekuasaan Kesultanan Palembang.
  • SILSILAH KEPEMIMPINAN SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM
    NO.
    NAMA RAJA/SULTAN/PENGUASA
    TAHUN BERKUASA
    1
    Ariodilla (Ario Damar)
    1455-1486
    2
    Pangeran Sido Ing Lautan
    1547-1552
    3
    Ki Gede Ing Suro
    1552-1573
    4.
    Ki Gede Ing Suro Mudo
    1573-1590
    5
    Ki Mas Adipati
    1590-1595
    6
    Pangeran Madi Ing Sangsoko
    1595-1629
    7
    Pangeran Madi Alit
    1629-1630
    8
    Pangeran Sido Ing Puro
    1630-1639
    9
    Pangeran Sido Ing Kinayan
    1639-1650
    10
    Pangeran Sido Ing Pasarean
    1650-1652
    11
    Pangeran Sido Ing Rajek
    1652-1659
    12
    Pangeran Ario kesuma
    1659-1706
    13
    Sayyidul Imam
    1706-1714
    14
    Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago
    1714-1724
    15
    Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (I)
    1724-1758
    16
    Sultan Susuhunan Ahmad Najamudin
    1758-1776
    17
    Sultan Mahmud Badaruddin I
    1776-1803
    18
    Sultan Mahmud Badaruddin II
    1804-1821
    19
    Sultan Ahmad Najamudin Pangeran Ratu
    1821-1825
  • Jaman pra kemerdekaan
    Pada masa kolonial Sumatera Selatan dikenal sebagai sumber minyak yang merupakan penghasilan utama Belanda untuk pembangunan seperti kilang minyak Plaju mulai beroperasi tahun 1900, kilang minyak Sungai Gerong yang selesai dibangun tahun 1926. Bangunan peninggalan masih ada sampai sekarang adalah Kantor Walikota, SMP 1, Gedung Jacobsen VD Berg, Hotel Musi(kantor BKD), Gedung BP7, Gereja ayam dan lain-lain.
    Pada tanggal 1 April 1906 pemerintah colonial Belanda menetapkan Palembang sebagai kota.  Pada masa pendudukan Jepang hanya beberapa bunker perlindungan yang sebenarnya lebih merupakan kebutuhan tentara Jepang sendiri.
    Pada tanggal 22 Agustus 1945 berita kemerdekaan sampai ke Palembang dan lansung disebarluaskan oleh Dr. A.K. Gani sekaligus menyatakan Palembang sebagai bagian dari RI. Belanda ingin kembali berkuasa sehingga memicu perlawanan rakyat Palembang yang terkenal dengan pertempuran lima hari lima malam di pusat kota.

Almanak 2017


Forum Amal Kemanusian Palembang Darussalam Bergerak di Sosial bukan Politik

PalembangKu. "Tak Kenal Maka Tak Sayang" sebuah ungkapan kata untuk mengetahui sekelumit sosok apa itu FAKEM (Forum Amal Kemanusian). Keberadaan Forum Amal Kemanusian ini ditengah masyarakat Kota Palembang telah memberikan dampak yang positif terhadp peningkatan rasa kesetia-kawanan,kepedulian, tenggang rasa dan empati sesama warga dalam suatu lingkungan masyarakat baik ditingkat RT,RW,Kelurahan maupun Kecamatan tanpa  membedakan Suku, Golongan, Ras Agama.

 Awal berdirinya FAKEM hanya untuk membantu meringankan musibah kematian dilingkungan warga masyarakat Palembang, bantuan berupa kain kaffan dan menyediakan transportasi ambulan untuk membawa jenazah ke pemakaman. Perkembangan selanjutnya masyarakat menginginkan FAKEM lebih banyak lagi peranannya dalam bidang kemanusian, dengan kata lain tidak hanya mengurusi masalah jenaazah saja, tapi juga dalam arti turut juga dalam musibah seperti,bencana alam, lebakaran,banjir dan wabah penyakit (demam berdarah, malaria)

Merespon keinginan masyarakat agar Forum Amal Kematian lebih banyak berbuat bagi kepentingan masyarakat, maka Fakem ini telah merubah jati dirinya dari Forum Amal Kematian menjadi "FORUM AMAL KEMANUSIAN" yang meliputi beberapa bidang  kerja seperti, Fakem Peduli: Fakem Darussalam, Fakem Kepemudaan Sosial, Ekonomi dan Budaya.

 Musyawarah rapat kerja Fakem Palembang Darussalam merupakan forum pengambilan kebijakan dalam menetapkan jangka pendek dan menengah. Visi Misi Forum Amal Kemanusian Palembang Darussalam melakukan kegiatan pembangunan solidaritas dan meningkatan kualitas kehidupan masyarakat, agar Palembang "Hari Esok lebih Sejahtera daripada Hari Ini"

 

Februari 18, 2017

PALEMBANG KOTA TERTUA DI INDONESIA

PALEMBANG KOTA TERTUA

Siapa yang tahu kota tertua di Indonesia ? Ternyata Kota Palembang adalah kota Tertua yang ada di Indonesia ini yang didirikab pada tanggal 17 Juni 683 Masehi dan faktanya kota Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Kota Medan. Sangat banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatera Selatan ini yang dimanfaatkan sebagai tempat objek wisata. Selain itu, Sumatera Selatan mempunyai Jembatan AMPERA ( Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat) sebagai jembatan kebanggan masyarakat Sumatera Selatan terutama masyarakat Kota Palembang untuk menghubungkan Daerah Ilir dan Daerah Hulu.
Selain sebagai ikon Palembang, jembatan ini juga memiliki fungsi yang sangat vital dalam transportasi di Pulau Sumatera. Selain sebagai penghubung antara dua wilayah kota Palembang yang dipisahkan oleh aliran Sungai Musi, jembatan ini berfungsi pula sebagai jalur transportasi darat yang menghubungkan  Pulau Jawa dan Provinsi Lampung  dengan Provinsi Jambi, Riau hingga Aceh. Jalur yang menggunakan jembatan ini dikenal sebagai Jalur Lintas Timur Sumatera.

Sejarah Kota Palembang yang pernah menjadi ibukota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semanjung Malaya pada abad ke - 9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”
Dijaman dahulu Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Sultan Balaputeradewa. Kerajaan Sriwijaya sangat disegani oleh kerajaan lain di Asia karena ketangguhannya dan kekayaannya.
 Salah satu bukti bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang tangguh, kaya dan kuat adalah adanya armada angkatan laut yang memberikan perlindungan kepada negara-negara lain karena Sriwijaya memiliki banyak negara bawahan.

Inilah 5 Kota Tertua di Indonesia.


 Indonesia dan lagi tentang Indonesia, negara kaya akan alam dan budaya yang seharusnya menjadi kebanggaan rakyatnya. Dimana akan mudah menemui alam dan budaya yang maha hebat selain di Indonesia   
1. PALEMBANG 17 JUNI 683 M Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.
www.belantaraindonesia.org
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibukota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke - 9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 682 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ( "Venesia dari Timur" ). 2. MAGELANG 11 APRIL 907 M Kota Magelang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di tengah - tengah kabupaten Magelang. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama Semarang - Yogyakarta.
www.belantaraindonesia.org
Kota Magelang berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta. Kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara, Magelang Selatan dan Magelang Tengah , yang dibagi lagi sejumlah kelurahan. Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelangbekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologiUniversitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian diMuseum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta.
www.belantaraindonesia.org
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalahPrasasti POH, Prasasti GILIKAN dan Prasasti MANTYASIH. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis di atas lempengan tembaga. Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung ( 898 - 910 M ), dalam prasasti ini disebut - sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang. Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro - Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut - sebut Gunung SUSUNDARA dan WUKIR SUMBING yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
www.belantaraindonesia.org
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi Ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas - luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota. Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah - tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan - jalan arteri diperkeras dan diaspal. 3. JAKARTA 22 JUNI 1527 Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( DKI Jakarta, Jakarta Raya ) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu - satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa ( sebelum 1527 ), Jayakarta ( 1527 - 1619 ), Batavia / Batauia, atau Jaccatra ( 1619 - 1942 ), danDjakarta ( 1942 - 1972 ).
www.belantaraindonesia.org
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² ( lautan: 6.977,5 km² ), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa ( 2010 ). Wilayah metropolitan Jakarta ( Jabotabek ) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. 4. SEMARANG 2 MEI 1547
www.belantaraindonesia.org
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang merupakan kota yang dipimpin oleh wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin ( via udara ). Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. 5. MEDAN 1 JULI 1590
www.belantaraindonesia.org
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.

Berita Dalam Photo


Berita Dalam Photo

siap menuju Palembang Gemilang 2018, ayo rebut kembali hak yang telah dirampas ......... "come back sarimuda"





PANCASILA





 Arti Lambang Pancasila

Burung Garuda merupakan lambang negara Indonesia sejak negara ini berdiri. Akan tetapi tidak semua orang tahu tentang arti dan makna garuda pancasila sebagai lambang negara. Sebagai bangsa Indonesia paling tidak kita tahu dan mengerti arti lambang negara kita sediri sebagai sikap penghargaan terhadap perjuangan para pendiri bangsa dan kelak dapat menceritakan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa.

 

·     Burung Garuda Pancasila dalam cerita kuno tentang para dewa adalah kendaraan Dewa Vishnu yang besar dan kuat.

·      Warna Burung Garuda adalah kuning emas yang menggambarkan sifat agung dan jaya.

·   Garuda adalah seekor burung gagah dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang menggambarkan kekuatan dan tenaga pembangunan

·    Jumlah bulu burung garuda pancasila memiliki melambangkan hari kemerdekaan Indonesia , 17 Agustus 1945

o    Bulu masing-masing sayah berjumlah 17 helai

o    Bulu Ekor berjumlah 8 helai

o    Bulu Leher berjumlah 45 helai

·      Digambar pancasila

Di bagian dada burung garuda terdapat perisai yang dalam kebudayaan serta peradaban bangsa Indonesia merupakan senjata untuk berjuang, bertahan, dan berlindung untuk meraih tujuan. Perisai Garuda bergambar lima simbol yang memiliki arti masing-masing:

 

·         Bintang, sila ke-1 Pancasila, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa

·         Rantai Baja, sila ke-2, melambangkan Kemanusiaan yang adil dan beradab

·         Pohon beringin, sila ke-3, melambangkan Persatuan Indonesia

·    Kepala banteng, sila ke-4, melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan

·         Padi dan kapas, sila ke-5, melambangkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 

Mengenai sejarah Pancasila ini, Bung Hatta juga menitipkan sebuah testimoni kepada keluarga Bung Karno yang diberikan kepada putra sulung Bung Karno yaitu Guntur Soekarnoputra. Testimoni ini diambil dari Buku Bung Hatta : Pribadinya dalam kenangan sebagai berikut :

Pancasila

Dekat pada akhir bulan mei 1945 dr. Rajiman, ketua panitia penyelidik usaha-usaha kemerdekaan indonesia membuka sidang panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat:  negara indonesia merdeka yang akan kita bangun itu, apa dasarnya? “kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan  filosofi yang akan berpanjang-panjang. Mereka langsung membicarakan soal Undang Undang Dasar. Salah seorang dari pada anggota Panitia Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia itu, yang menjawab pertanyaan itu ialah Bung Karno, yang mengucapkan pidatonya pada tanggal 1 juni 1945, yang berjudul PANCASILA, lima sila yang lamanya kira-kira satu jam. Pidato itu menarik perhatian anggota Panitia dan disambut tepuk tangan yang riuh. Sesudah itu sidang mengangkat suatu panitia kecil untuk merumuskan kembali Pancasila yang diucapkan Bung Karno itu. Diantara panitia kecil itu dipilih lagi 9 orang yang akan melaksanakan tugas itu yaitu : Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar muzakir, H.A. Salim, Mr. Ahmad Soebardjo, Wahid Hasjim, Mr. Moehammad Yamin.
Orang sembilan ini mengubah susunan lima sila itu dan meletakkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa di atas. Sila kedua yang dalam rumusan Soekarno disebut internasionalisme atau peri kemanusiaan diganti dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ketiga disebut persatuan indonesia pengganti sila kebangsaan indonesia, yang dalam rumusan bung karno dia ditaroh diatas jadi sila pertama. Sila keempat disebut kerayaktan, yang dalam rumus Bung Karno sebagai sila ketiga disebut Mufakat atau demokrasi. Sila kelima disebut sila kesejahteraan sosial yang dalam rumus bung karno disebut sila ke-4 keadilan sosial. Seperti dikatakan tadi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang dalam rumus bung karno menjadi sila kelima dijadikan sila pertama.
Pada tanggal 22 juni 1945 pembaruan rumusan panitia 9 itu diserahkan kepada Panitia Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia dan diberi nama Piagam Jakarta. Kemudian seluruh Piagam Jakarta itu dijadikan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga Pancasila dan UUD menjadi dokumen negara pokok
Pancasila dan UUD yang sudah menjadi satu dokumen negara itu diterima oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 agustus 1945 dengan sedikit perubahan. Yang dicoret adalah 7 perkataan dibelakang ketuhanan yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi penduduk-nya”. Sungguhpun tujuh perkataan tersebut hanya mengenai penduduk yang beragama islam saja, pemimpin-pemimpin umat kristen di Indonesia timur berkeberatan, kalau tujuh kata itu dibiarkan saja, sebab tertulis dalam pokok daripada pokok dasar negara kita, sehingga menimbulkan kesan, seolah-olah dibedakan warga negara yang beragama islam dan bukan islam
Pada tanggal 29 agustus 1945 Komite Nasional dalam rapatnya yang pertama sudah mensahkan UUD yang diterima oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan indonesia dan sekarang sudah menjadi UUD Negara kita lagi.
Jakarta, 16 Juni 1978

Mohammad Hatta

Kesimpulan :
Pancasila bermula dari Pidato Ir. Soekarno didepan rapat BPUPKI tanggal 1 juni 1945 untuk menjawab pertanyaan dari DR. Rajiman Widyodiningrat tentang falsafah/dasar negara baru yang akan terbentuk nantinya. Pidato Ir. Soekarno tersebut disambut dengan antusias oleh anggota-anggota yang rapat pada hari itu dan diputuskan untuk dijadikan sebagai referensi dasar negara yang akan terbentuk nantinya. Untuk menyempurnakan pidato Soekarno tersebut maka dibentuklah panitia kecil yang berisikan sembilan orang. Rumusan Pancasila yang baru dan telah disempurnakan kemudian disampaikan kepada BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 dan diberi nama Piagam Jakarta.
Seluruh isi Piagam Jakarta kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945 dan menjadi satu dokumen negara dengan UUD yang diserahkan kepada PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang Dasar yang masih berupa dokumen negara kemudian disahkan menjadi UU Dasar Negara oleh KNIP pada rapat pertamanya tanggal 29 Agustus 1945.