Pilkada Palembang 2018
Tokoh Baru Belum Bisa Saingi Calon Lama
07-01-2017 - 09:25 | Views
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memasuki tahun 2017 geliat Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palembang tahun 2018 mulai bermunculan.
Sejumlah tokoh mulai menyatakan siap menjadi pemimpin Palembang.
Berdasar data Litbang TIMES Indonesia (LTI),
sejumlah pedatang baru yang sudah terang-terangan siap meramaikan
Pilkada Palembang adalah Hendri Zainudin seorang Senator DPD RI,
Syaidina Ali yang pernah menjabat sebagai Kadishub Kota Palembang, dan
Eftiyani mantan Ketua KPU Palembang.
Ada juga yang masih malu-malu namun pergerakan mulai dilakukan
seperti Belman Karmuda, yang saat ini menjadi Plt Kadinsos Sumsel, Lury
Elza Alex yang merupakan putri bungsu Alex Noerdin Gubernur Sumsel.
Sementara tokoh lama, Harnojoyo petahana, Fitrianti Agustinda Wakil
Wali Kota Palembang, Sarimuda Mantan Cawako Palembang 2013 dan Mularis
Ketua Hanura Sumsel disebut-sebut juga siap maju kembali.
Lalu bagaimana perkiraan persaingan mereka di Pilkada Palembang 2018.
Pengamat Politik LKPI Arianto, ST, M.Si mengatakan awal tahun 2017
sudah tergambar jelas bahwa pedatang baru belum bisa menyaingi kandidat
lama seperti Sarimuda, Harnojoyo, Mularis dan Finda.
"Pendatang baru yang mungkin bisa jadi kuda hitam berdasarkan hasil
survei sementara akhir tahun hanya Hendri Zainudin," ungkapnya, Sabtu
(7/1/2017) kepada TIMES Palembang.
Sementara tokoh lain belum terlihat mampu bersaing walaupun sudah ada
sikap akan maju di Pilkada Palembang. "Namun masih ada juga tokoh baru
yang belum tergambar seperti Lury Elza karena pada saat Survei belum
ramai dibicarakan," ujar Mantan Koordinator LSI Sumsel ini.
Ada beberapa catatan penting yang bisa dihimpun Litbang TIMES
Indonesia terkait hal ini yakni tokoh baru jika ingin bisa bersaing
harus bisa bergerak secara radikal mendekati pemilih dan mampu
menawarkan serta meyakinkan program yang mampu menarik hati masyarakat.
Selain itu, kelompok pemilih yang bisa disasar para tokoh pendatang
baru adalah pemilih pemula, pemilih muda dan pemilih rasional.
Kenapa demikian, data LKPI yang dihimpun LTI kelompok pemilih tersebut mayoritas masih mengambang dan belum menentukan pilihan.
"Sementara pemilih tradisional sudah tergambar jelas berafiliasi kepada tokoh-tokoh lama," ujar dia.
Catatan lain yang menarik kenapa tokoh baru belum bisa bersaing
karena pola gerakannya belum selaras dengan kelompok pemilih yang masih
mengambang tersebut.
LKPI juga menggambarkan pergerakan kota Palembang yang semakin cepat
dan mendunia tentunya membutuhkan pemimpin cekatan, kreatif, pandai
melobi tidak hanya nasional tetapi juga internasional seiring dengan
dinamisnya Kota Palembang.
"Maka tidak heran jika pemilih pemula juga ingin pemimpin Palembang pandai berbahasa asing," ungkap Aryanto.
Sementara, Pengamat Politik Indikator Bambang, S.IP beberapa waktu
lalu menjelaskan kelompok pemilih mengambang ini biasanya menginginkan
terobosan apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan Palembang
termasuk pemilih pemula dan pemilih Muda.
"Tingkat kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan ekonomi menjadi isu menarik kelompok ini," katanya.
Selain itu, juga ada persoalan macet dan banjir juga perhatian
kelompok pemilih mengambang. "Jika mampu meyakinkan persoalan ini kepada
pemilih, tokoh baru bisa bersaing selain dari faktor figur," ujar
Mantan Ketua BEM FISIP Unsri. (*)
Editor
: Wahyu Nurdiyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar