Februari 15, 2017

Tokoh Baru Belum Bisa Saingi Calon Lama

Pilkada Palembang 2018

Tokoh Baru Belum Bisa Saingi Calon Lama

07-01-2017 - 09:25 | Views

Diskusi Pilkada Di Palembang. (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memasuki tahun 2017 geliat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palembang tahun 2018 mulai bermunculan. Sejumlah tokoh mulai menyatakan siap menjadi pemimpin Palembang.

Berdasar data Litbang TIMES Indonesia (LTI), sejumlah pedatang baru yang sudah terang-terangan siap meramaikan Pilkada Palembang adalah Hendri Zainudin seorang Senator DPD RI, Syaidina Ali yang pernah menjabat sebagai Kadishub Kota Palembang, dan Eftiyani mantan Ketua KPU Palembang.

Ada juga yang masih malu-malu namun pergerakan mulai dilakukan seperti Belman Karmuda, yang saat ini menjadi Plt Kadinsos Sumsel, Lury Elza Alex yang merupakan putri bungsu Alex Noerdin Gubernur Sumsel.

Sementara tokoh lama, Harnojoyo petahana, Fitrianti Agustinda Wakil Wali Kota Palembang, Sarimuda Mantan Cawako Palembang 2013 dan Mularis Ketua Hanura Sumsel disebut-sebut juga siap maju kembali.

Lalu bagaimana perkiraan persaingan mereka di Pilkada Palembang 2018. Pengamat Politik LKPI Arianto, ST, M.Si mengatakan awal tahun 2017 sudah tergambar jelas bahwa pedatang baru belum bisa menyaingi kandidat lama seperti Sarimuda, Harnojoyo, Mularis dan Finda.

"Pendatang baru yang mungkin bisa jadi kuda hitam berdasarkan hasil survei sementara akhir tahun hanya Hendri Zainudin," ungkapnya, Sabtu (7/1/2017) kepada TIMES Palembang.

Sementara tokoh lain belum terlihat mampu bersaing walaupun sudah ada sikap akan maju di Pilkada Palembang. "Namun masih ada juga tokoh baru yang belum tergambar seperti Lury Elza karena pada saat Survei belum ramai dibicarakan," ujar Mantan Koordinator LSI Sumsel ini.

Ada beberapa catatan penting yang bisa dihimpun Litbang TIMES Indonesia terkait hal ini yakni tokoh baru jika ingin bisa bersaing harus bisa bergerak secara radikal mendekati pemilih dan mampu menawarkan serta meyakinkan program yang mampu menarik hati masyarakat.

Selain itu, kelompok pemilih yang bisa disasar para tokoh pendatang baru adalah pemilih pemula, pemilih muda dan pemilih rasional.

Kenapa demikian, data LKPI yang dihimpun LTI kelompok pemilih tersebut mayoritas masih mengambang dan belum menentukan pilihan.

"Sementara pemilih tradisional sudah tergambar jelas berafiliasi kepada tokoh-tokoh lama," ujar dia.

Catatan lain yang menarik kenapa tokoh baru belum bisa bersaing karena pola gerakannya belum selaras dengan kelompok pemilih yang masih mengambang tersebut.

LKPI juga menggambarkan pergerakan kota Palembang yang semakin cepat dan mendunia tentunya membutuhkan pemimpin cekatan, kreatif, pandai melobi tidak hanya nasional tetapi juga internasional seiring dengan dinamisnya Kota Palembang.

"Maka tidak heran jika pemilih pemula juga ingin pemimpin Palembang pandai berbahasa asing," ungkap Aryanto.

Sementara, Pengamat Politik Indikator Bambang, S.IP beberapa waktu lalu menjelaskan kelompok pemilih mengambang ini biasanya menginginkan terobosan apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan Palembang termasuk pemilih pemula dan pemilih Muda.

"Tingkat kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan ekonomi menjadi isu menarik kelompok ini," katanya.

Selain itu, juga ada persoalan macet dan banjir juga perhatian kelompok pemilih mengambang. "Jika mampu meyakinkan persoalan ini kepada pemilih, tokoh baru bisa bersaing selain dari faktor figur," ujar Mantan Ketua BEM FISIP Unsri. (*)

Pewarta

: Fathur Rochman

Editor

: Wahyu Nurdiyanto

Publisher

: Ahmad Sukma

Sumber

:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar